Tuesday, August 29, 2017

How To Find Romance

Conceptualizing and trying to understand things from writings and other people's experience is very very different than actually experiencing it (duh). If you are brave enough to love so deeply, darling, then you should know that it always comes with a price. A risk. It always is. You've loved so deeply you could drown. Yet you still do it for the same amount of chance of finding the lost Atlantis under the sea. The chance of finding the "you" you lost a long time ago, or the "you" you've been looking for all this time.

When did all the songs start to makes sense? It does feel like an addiction. It does feel like butterflies, or zoos (yes, a couple of them) in your stomach. It does feel like the sharp edges of broken glasses gently jabbed into you. It is painful, yet you smiled. You smiled because you think of what it could've been. You smiled but you shed tears. Paradox after paradox after paradox. Something I couldn't grasp yet. Just like you.

Curiosity killed the cat. Uncertainty kills me. It needs time, but how much? It needs space. But how much? How could one just live with that kind of blurry hopes and dreams and move on? Or do they actually struggle everyday but they're just so good at it no one had noticed?

Yes, it would be very easy to forget you.
The thing is, I don't want to.
No, not yet.
It's something a fool would do.
But what can I say?
Guess I'm a fool for you.


Sunday, August 20, 2017

Saya Kira Kamu Rumah.

Saya tinggal di sebuah kota.
Tapi saya belum menemukan rumah.
Dia terus berkelana entah mencari apa.

Tidak mengapa, cinta.
Saya tunggu disini.
Saya tunggu kamu kembali dengan sejuta cerita.

Tidak mengapa, cinta.
Saya tunggu disini.
Saya tunggu kamu kembali ke pelukan saya, selamanya.


Amigdala - Ku Kira Kamu Rumah

Thursday, August 17, 2017

Echo #1 : Words.

I have your words echo in my head everyday. Thinking about it becomes a daily thing I do. My brain just puts it in the "background processing mode" so that I can (hopefully) still function as a normal human being.

I don't know how someone can love so deeply, gets rejected, move on, and then love again. If one unrequited love feels this bad, how does divorcing 9x feel like? How does being left at the altar feels like? Love sounds more and more like this dangerous game to me.

Does time actually heals? If so, how? Or do you just learn how to live with the pain?

Do you hate me? If so, how much? tell me.
Do you?
Do you?
Do you?

I'm tired of waiting, but I don't want to stop. I kind of know it is pointless and such a waste of time, but can I at least try? It really is up to me, so why am I constantly seeking validations from people? What kind of answer am I trying to get, really?

I've never been the best at letting go.

I'm sorry.
I'm sorry.
I'm sorry.

Can we start over?


Echo is a series of posts containing my thoughts that I can't really turn into paragraphs. Not necessarily a result of contemplation, just something that I can't get off of my head. Does writing about it actually help?

Wednesday, August 9, 2017

Believe Me, I've Tried.

Saya ingin benci, tapi tidak bisa.

Saya ingin benci kamu karena kamu selalu buat saya terjaga tiap malam.
Tapi tidak bisa.
Karena kamu juga yang buat saya semangat jalani hari.
Setiapnya satu hari lebih dekat untuk bertemu denganmu.

Saya ingin benci kamu karena kamu jarang mengabari saya.
Tapi tidak bisa.
Karena kamu, saya terus berusaha dekat denganNya.
Menyelipkan namamu dalam doa.

Saya ingin benci kamu karena kamu selalu sibuk.
Tapi tidak bisa.
Justru kamu yang memaksa saya mengisi hari-hari saya dengan kegiatan yang produktif.
At least, it took my mind away from you for a while.

Saya ingin benci kamu karena sepertinya kamu mempermainkan perasaan saya.
Tapi tidak bisa.
Karena saya tahu betul, rindu saya bukan tanggung jawabmu.

Saya ingin benci kamu karena paling tidak untuk sekarang kamu terlihat sangat sempurna.
Tapi saya tidak bisa memilikimu.
Kata orang cinta tidak harus memiliki,
Tapi siapa yang tidak ingin memiliki apa-apa yang mereka cintai?

Saya ingin benci kamu jadi saya tidak perlu menangisi yang tak perlu setiap malam.
Tapi tidak bisa.
Jika saya membencimu, apa yang akan membuat saya tersenyum setiap harinya?

Saya ingin benci kamu.
Tapi kamu malah buat saya makin cinta.

Tuesday, August 8, 2017

Wednesday, August 2, 2017

Rindu

Saya rindu. Tapi mau bilang pada siapa? Tuhan? Mungkin sekarang Dia sedang murka atas kerinduan saya sampai Dia berikan pedihnya pengharapan pada hamba-Nya ini.

Saya rindu. Tapi mau bilang siapa? Teman dekatmu yang bahkan tak kukenal itu? Peduli apa dia? Sekadar menyampaikan salam, tak mengurangi rasa. 

Saya rindu. Tapi mau bilang pada siapa? Barisan penonton yang setia menyorakimu? Bagi mereka, kamu cuma salah satu peserta. Bagi saya, kamu juaranya. 

Saya rindu. Tapi mau bilang pada siapa? Teman-temanku yang sudah bahagia itu? Ah sudahlah, ada ratusan hal penting dalam daftar mereka dibanding sekadar perasaan saya. 

Saya rindu. Tapi mau bilang siapa?
Kamu yang ada disana, yang sedang tertawa bahagia? 
Ah sudahlah. Apa artinya air mata. Toh berapapun yang kuteteskan tak membawaku lebih dekat denganmu. 

Saya rindu. Tapi mungkin saya harus tau diri. Banyak yang lebih butuh kamu dibanding saya. Meski dirimu bukan sesuatu yang dengan senang hati kubagi. 

Saya rindu. Entah sampai kapan.
Saya rindu. Entah apa akan terbalaskan. 
Saya rindu. 

Are you feeling it too?